[FF Ficlet] See Tragedy in Future

Title: See Tragedy in Future
Author: 박희린justRin , @ririnspirit
Cast: Lee Sungjong [Infinite], Park Heerin [OC], Nam Woohyun [Infinite], Park Yoochun [JYJ], Nam Ririn [OC], Shim Chiki [OC]
Genre: Tragedy, mystery, supernatural
Rate: PG-13
Length: Ficlet (1475 words)
A/N: FF ini spesial buat ultahnya Lee Sungjong tanggal 3 September 🙂 happy reading 🙂 jangan lupa RCL ya……:)

Heerin melamun, tatapannya kosong. Tiba-tiba saja air matanya terjatuh dari mata sebelah kiri.

“Heerin-sshi, gwenchanayo?” tanya Woohyun yang tidak sengaja melihatnya.

“Ah, aniyo.” Heerin mengusap air matanya lalu menarik tangan Sungjong. “Mian, aku ada urusan sebentar dengannya.”

Sungjong mengikuti langkah Heerin menuju ke samping cafe. “Sungjong-ah, aku melihatnya lagi.” kata Heerin panik.

Sungjong menggigit bibirnya sendiri. “Apa yang kamu lihat?”

“Eum, ada sebuah mobil container menabrak cafe. Dan…..Entahlah apa yang terjadi berikutnya.”

“Syukurlah. Berarti kemungkinan besar tidak ada korban jiwa. Kita masih bisa menyelamatkan orang-orang di cafe.” Sungjong mengepalkan tangannya semangat.

“Tapi, gimana caranya?” tanya Heerin. Ia merogoh sakunya lalu mengeluarkan dompet. Banyak sekali lembar uang won karena ia baru gajian. “Aniyo. Aku tau caranya.”

Heerin kini telah berdiri di samping mesin es krim bersama Sungjong. “Yorobun, karena hari ini teman saya berulang tahun,” Sungjong membungkukkan badannya sedikit, “Saya berniat untuk mentraktir kalian es krim ini.” Heerin memegang mesin es krim itu.

Sungjong menghampiri tiap pengunjung cafe, terutama yang duduk di dekat kaca. “Mari ommonim, abonim. Dapatkan es krim kalian di sana.”

Dalam kurun waktu kurang lebih 2 menit, semua pengunjung sudah antri di mesin es krim kecuali Woohyun. Melihat Woohyun masih duduk di tempatnya, Heerin segera menghampirinya.

“Woohyun-sshi, ppali!” ajak Heerin.

Wajah Woohyun menampakkan semburat kecurigaan. “Bukankah Sungjong berulangtahun besok?”

“Eum.. Memang, tapi besok aku tidak ada untuknya jadi sekarang saja.” alasan itu yang keluar dari bibir tipis Heerin.

Woohyun mengangguk, “Berarti kamu harus klarifikasi dong.”

“Ah, ye.” Heerin mendekat, “Yorobun, sebenarnya, ulang tahun teman saya itu besok, tapi besok saya tidak ada untuknya jadi sekarang saya mentraktir kalian.”

Riuh tepuk tangan para pengunjung dibarengi dengan suara decit mobil lalu seperdekian detik, mobil container sudah berada di pintu masuk cafe. Pengunjung berhamburan masuk ke dalam dapur cafe karena panik dengan teriakan histeris. Bagian depan cafe rusak parah, meja dan kursi berhamburan karena ditabrak mobil itu. Syukurlah tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Beberapa saat kemudian, polisi berdatangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Setiap orang ditanyai akan kejadian itu dan semuanya berujung pada Heerin dan Sungjong. Pengunjung banyak yang mengatakan keberuntungan karena Heerin dan Sungjong.

Kepala polisi bernama Park Yoochun curiga atas kejadian itu. Didatangilah Heerin dan Sungjong. “Kalian, apa motif kalian mentraktir para pengunjung disini?”

“Karena ulang tahun sahabat saya.” jawab Heerin mantap.

“Sebenarnya sih besok, tapi karena besok ia sudah tidak ada, jadilah hari ini.” tambah Sungjong.

“Apakah kalian kesini berdua saja?” tanya Park Yoochun lagi.

“Tidak. Kami bertiga. Dengan teman saya di kantor.” jawab Sungjong.

Park Yoochun pergi dengan kebingungan. dalam seminggu ini, sudah ada dua kasus terjadi dan kedua kasus itu selalu saja melibatkan Heerin dan Sungjong. Walaupun kasus yang pertama terdapat 2 orang korban tapi sungguh aneh. Dari situ, Yoochun memutuskan untuk memata-matai mereka apabila terjadi kasus lagi.

##########X##########X##########

Heerin, Woohyun dan Sungjong berjalan menyusuri tiap pertokoan di kota Seoul setelah mereka pergi dari cafe itu. Untunglah, pemilik cafe tidak meminta bayaran tentang es krim karena jika mereka membayar, itu pun tidak cukup untuk memperbaiki cafe. Jadinya, Sungjong meminta hadiah lain.

“Aku ingin kamera DSLR!” seru Sungjong yang memang hobi fotografi tapi masih ecek-ecek.

Mendengar itu, Heerin kaget. “Mwo? Itu kan mahal banget! Yang waras dong kalo minta hadiah.” seru Heerin tanpa memperdulikan Woohyun yang masih disitu.

“Heerin-sshi, bagaimana kalau kita bayarnya bagi dua?” tawar Woohyun.

Heerin menghembuskan nafasnya, “itu ide bagus, Woohyun-sshi. Tapi, masih tetap mahal~”

“Ah, gini aja. Kalian tambahin aja uangku buat beli kamera. Aku cuma punya segini.” Sungjong membuka tasnya lalu memperlihatkan amplop berisi uang.

“Yah, boleh deh.” akhirnya Heerin menyerah.

Setelah membeli kamera yang dimaksud, memang bocah, kamera itu lagsung digunakannya untuk memotret kedua temannya.

Woohyun pulang duluan karena sudah di telpon oleh appa nya. Jadi tinggal Sungjong dan Heerin. Sungjong mengantar Heerin pulang sambil memotret Heerin sehingga membuat Heerin malu.

“Keumanhe~” Heerin memukul bahu Sungjong pelan. Sungjong hanya tertawa.

“Besok jam 9, temui aku di cafe biasa. Kan yang katamu kamu tidak ada besok kan hanya alasan untuk pengunjung cafe.” kata Sungjong.

“Mwo? Cafe biasa? Kan sudah ditabrak tadi. Ye, aku ada mungkin tidak seharian bersamamu.” canda Heerin.

“Ah, aku lupa. Di restoran Italy gimana? Aku traktir.”

“hm, boleh juga.” jawab Heerin. “Ya, daripada kamu foto aku terus, bagai mana kalo kita foto berdua?” ajak Heerin. Sungjong langsung mengiyakan.

Tanpa mereka sadari, mereka diikuti sebuah mobil sejak keluar dari cafe. Di dalam mobil itu adalah Park Yoochun.

##########X##########X##########

Keesokannya, Sungjong sudah berada di restoran Italy yang sudah ia pesan semalam. Dan kini ia tinggal menunggu Heerin.

“Mian, Sungjong-ah. Bus penuh. Tapi, kenapa kamu pakai baju seperti ini?” Heerin tertawa pelan.

“Biar lebih formal sedikit. Aku kira kamu pakai dress formal atau semacamnya tapi malah pakai dress sehari-hari. Kan kita ke resto, bukan warung.” Sungjong melepas jasnya.

Mereka memakan pesanan mereka masing-masing. Lagi-lagi, Heerin melamun lalu air matanya jatuh lagi. Sama seperti waktu itu. Sungjong menyadarinya lalu bertanya, “Apa yang kamu lihat?”

Heerin tersadar, “Mwo?”

“Kamu melihatnya lagi, kan?” tanya Sungjong sekali lagi.

“Melihat apa? Air mataku jatuh karena bolognese nya pedas. Tau sendiri, kan?” sangkal Heerin. Sungjong hanya mengangguk.

Sebenarnya ia memang melihat sesuatu tapi, ia menutupinya dari Sungjong. Ia melihat Sungjong tertabrak mobil berwarna biru gelap dan sekarat hingga akhirnya meninggal. Ia tidak ingin itu terjadi di hari ulang tahun Sungjong. Ia sangat takut.

Setelah keluar dari restoran Italy, Sungjong mengajak Heerin ke suatu tempat. Jalan yang mereka telusuri sama dengan yang di pengelihatan Heerin. Heerin berdoa agar semua itu tidak terjadi pada Sungjong.

“Heerin-ah, aku beli es krim disana dulu ya?” pamit Sungjong tanpa jawaban Heerin, Sungjong langsung menyebrang.

Tanpa sepengetahuan Sungjong, mobil telah meluncur kencang dari jalan turunan. Sungjong masih berjalan menyebrangi jalanan sedangkan Heerin yang melihat mobil itu langsung panik! Tanpa berpikir panjang ia menyusul Sungjong lalu mendorong badan Sungjong.

Sungjong jatuh tersungkur di dekat trotoar dan keadaan pun langsung riuh. Tanpa membersihkan badannya dari debu, Sungjong melihat ke belakang. Orang-orang berkumpul, mengepung bagian depan mobil. Sungjong langsung menuju tempat itu.

Ia melihat seorang yeoja yang ia kenal tergelatak berlumuran darah namun matanya masih menunjukkan kalau dia tidak meninggal. Ia masih hidup!

“YA! HEERIN-AH! OMO!” Sungjong bertekiak histeris lalu menggendong Heerin. “RUMAH SAKIT! TOLONG!”

Sungjong sangat bersyukur ada yang mau mengantarkan mereka ke rumah sakit. Tidak sampai 5 menit, mereka sampai di rumah sakit. Pemilik mobil yang ternyata adalah Park Yoochun membantu mereka.

“Sungjong-ah~” panggil Heerin dengan suara parau.

“Tenang, Heerin-ah. Kamu akan selamat.” Sungjong menghentikan langkahnya ketika seorang perawat menghalanginya untuk masuk ke ruang UGD.

Sungjong duduk di kursi tunggu. Ia menangis. “Aiss~ seharusnya aku menyadarinya kalau ia berbohong!”

Yoochun menepuk bahu Sungjong. “Aku datang sebagai teman. Bukan polisi.” ia paham perasaan Sungjong.

Terdengar derap langkah seseorang berlari. Itu adalah Woohyun. “Sungjong-ah! Eottokhe?” tanya Woohyun. Llalu ia mengalihkan pandangan ke arah Yoochun. “Hyung-nim?”

“Oh, ternyata kamu menyadarinya juga?” ujar Yoochun pada Woohyun. Woohyun mengangguk.

Sungjong menyeka air matanya, “Kalian berdua menyadari apa?”

Woohyun mengambil tempat di samping Sungjong. “Heerin-sshi, aku tau dia bisa melihat takdir. Dan aku telah mencari tahu tentang ini. Ia sebenarnya dapat merubah takdir asalkan ia tidak memberitahu kepada orang lain. Setelah ia dapat melihat takdir yang ketiga, ia tidak lagi melihat takdir yang lain. Tapi, kemungkinan hidupnya kecil.”

“Dari banyak kasus yang aku temui seperti ini, kebanyakan penglihat takdir itu akan meninggal. Tapi ada juga yang hidup walau sangat sedikit.” tambah Yoochun.

Sungjong berdiri, “Jadi, kalian pikir Heerin bakal mati?”

Perawat keluar dari UGD. Sungjong, Woohyun dan Yoochun menuju ke arahnya.

“Park Heerin agaesi mengeluarkan banyak darah sehingga ia membutuhkan kurang lebih 2 kantong darah.” kata perawat itu.

“Pakai saja darahku!” Sungjong menawarkan diri.

“Golongan darahnya A.”

“Golongan darahku juga A!”

Perawat membawa Sungjong ke dalam untuk diambil darahnya.

“Tidak. Park Heerin tidak akan mati.” ujar Yoochun.

##########X##########X##########

= 10 bulan kemudian =

Sungjong dengan tuxedo hitamnya, telah berdiri siap. Lalu seorang yeoja dengan pakaian pengantin merangkul tangan kiri Sungjong.

“Siap, Nam Ririn-sshi?” Ririn mengangguk. Terdengar sebuah lagu, Ririn dan Sungjong jalan berdampingan menuju ke depan altar. Para undangan sangat mengagumi kecantikan pengantin wanita.

Ririn melepaskan tangannya dari Sungjong dan berpindah pada Yoochun, pengantin pria. Sungjong duduk di samping kekasihnya, Heerin yang sudah sembuh total dari kecelakaan 10 bulan lalu.

“Hyung-nim, chukkaeyo.” ujar Sungjong saat makan-makan.

“Gomapta, Sungjong-ah.” kata Yoochun sambil tersenyum.

“Bisa diceitakan, apa yang hyung donorkan untuk Nam Ririn-sshi aniyo, Park Ririn-sshi pada saat itu?” tanya Sungjong penasaran.

“Hati. Saat itu terjadi kerusakan di hatiku.” jawab Nam Ririn.

“Keren banget!” seru Heerin.

Woohyun membawa seorang yeoja ke arah Sungjong, Heerin, Yoochun dan Ririn yang sedang asyik ngobrol. “Noona~ ini aku perkenalkan yeoja chingu ku, Shim Chiki.” Woohyun menoleh pada yeoja chingu nya dan ia melihat Chiki sedikit melamun lalu meneteskan air mata.

“Woohyun-ah, akan terjadi sesuatu.” bisik Chiki.

“Jangan ceritakan!” seru Sungjong, Heerin, Yoochun dan Ririn bersamaan.

“cari jalan keluarnya sendiri.” kata Heerin.

~FIN~

4 Comments (+add yours?)

  1. 박희린 justRIN
    Sep 03, 2012 @ 14:52:20

    Reblogged this on just me and only me and commented:

    for nae namdongsaeng, LEE SUNGJONG!! Saengil Chukkae, lemon candy boy~~

    Reply

  2. Detiassifa Inspirit
    Sep 23, 2012 @ 15:14:09

    huahhh..Miris n sedih bgt wktu Heerin ketabrak :’)
    tp keren thor..
    bkin FF tntg INFINITE nya yg bnyak donk…klo bsa chapter yh ^^v

    Reply

    • 박희린 justRIN
      Sep 23, 2012 @ 17:20:37

      gomapta ya udah mampir, baca, dan komen 🙂
      Hhehehe..
      Ntar deh diusahain bikin yang chapter 🙂
      Baru lulus yang ficlet soalnya 🙂

      Reply

  3. ♡ 조 마 영 ♡ (@JoMaYoung135)
    Nov 05, 2012 @ 16:08:01

    Waah daebak thor aku suka nih ^^
    bwt ngilangin stress aku di skolahan kena banget feel’a
    gomawo ya thor udh menciptakan (?) FF yg daebak ini :*
    sering2 bwt FF yg kek gini ya thor ^_^

    Reply

Leave a comment